PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Kelompok
Mata Kuliah Bahasa
Indonesia
Dosen Pengampu:
Hermanto, M.Hum.
KELOMPOK 6
1. Sri Hidayati (12690001)
2. Andik Setiawan (12690002)
3. Nurvita Eka A. (12690019)
4. Arista Budiarti (12690025)
5. Fitria Susanti (12690030)
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “PARAGRAF
DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF” dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada teman
satu kelompok yang telah bekerja keras dalam pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna bagi para pembaca.
Isi makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas
makalah selanjuttnya dan untuk pelajaran bagi kita dalam pembuatan tugas-tugas
yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 16 Maret
2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Diera globalisasi ini banyak orang
menuangkan pemikiran-pemikiran dan imajinasi mereka dalam bentuk tulisan, baik
itu karya tulis fiksi maupun non fiksi berbentuk artikel, baik yang bersifat
popular, ilmiah popular maupun yang memang yang benar-benar bersifat ilmiah.
Segala bentuk karya tulis tentu sudah merupakan bacaan yang sangat akrab dengan
mahasiswa. Dan dalam penyajian sebuah karya tulis yang sesuai dengan srtuktur
penulisan tidak lepas dari berbagai prinsip-prinsip penulisan yang baik. Salah
satu aspek yang ada dalam penulisan adalah paragraf, karena setiap penulis akan
menuangkan ide tulisannya dalam bentuk paragraf. Dan dalam dunia tulis-menulis
paragraf adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari
sudut pandang komposisi, sehingga memudahkan pembaca untuk menyinpulkan suatu
bacaan. Pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana
atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.
Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
Dalam penulisan sebuah paragraph mungkin sangatlah mudah sehingga
sering kali sesorang tidak menyadari kesalahan-kesalahan dalam tulisan ataupun
tidak bisa menyimpulkan sifat dari penulisan paragraf tersebut. Belajar menulis
memang sangat kompleks jika harus belajar teori dan akhirnya mengurungkan niat
menulis ataupun menurunkan motivasi menulis. Untuk itu seseorang biasanya lebih
mengutamakan praktek dari pada teori. Namun tidk ada salahnya jika setelah
terbiasa menulis, penulis lebih memperdalam struktur tentang penulisan yang
baik. Terutama dalam membuat paragraph yang baik, sehingga penulis dapat
menulis dengan terstruktur dan tulisan akan lebih mudah dipahami. Pada makalah
yang berjudul “Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf” akan di sajikan teori
pendukung dalam penulisan paragraf dengan harapan para pembaca dapat memperoleh
manfaat dari makalah ini.
B.
TUJUAN
1.
Mengetahui pergertian paragraf.
2.
Mengetahui jenis-jenis paragraf.
3.
Mengetahui syarat-syarat pembentukan paragraf.
4.
Mengetahui pola pengembangan paragraf
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf merupakan seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik (Arifin, 2006:125). Paragraf adalah alinea, yakni mulai dari baris baru
(Sakri, 1992). Adapun menurut Finoza (2007) mengartikan paragraf sebagai satuan
bentuk bahasa yang merupakan gabungan beberapa kalimat. Menurut penulis,
paragraf merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang membentuk satu-kesatuan
yang di dalamnya terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Dalam penulisan karya ilmiah, paragraf
yang baik adalah paragraf yang di dalamnya memuat satu ide pokok yang terdapat
di dalam kalimat utama dan dilengkapi dengan beberapa ide penjelas. Ide pokok
adalah topik yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf dan berfungsi sebagai
pengendali keseluruhan paragraf. Sedangkan ide penjelas adalah ide-ide yang
berfungsi menjelaskan ide pokok paragraf awal. Paragraf yang tidak memiliki ide
pokok sesungguhnya tidak dapat dianggap sebagai paragraf.
Biasanya, sebuah gagasan utama atau
pikiran utama atau ide pokok sebuah paragraf dikemas dalam sebuah kalimat.
Kalimat yang mengandung ide pokok atau ide utama atau pikira utama paragraf
itulah yang disebut dengan kalimat utama atau kalimat pokok. Jadi, kalimat
utama atau kalimat pokok paragraf itu harus berisi ide utama dari paragraf yang
bersangkutan.
B.
JENIS-JENIS PARAGRAF
Paragraf dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembagian tersebut
dapat ditinjau berdasarkan letak ide pokok, berdasarkan sifat isi atau
berdasarkan bentuk pengembangan gagasannya, dan berdasarkan posisi dan
fungsinya dalam karangan.
1.
Berdasarkan Letak Ide Pokok
Berdasarkan letak ide pokoknya, jenis-jenis paragraf dapat
dibedakan sebagai berikut.
a.
Paragraf deduktif, yakni paragraf yang ide pokoknya terdapat di
awal paragraf.
b.
Paragraf induktif, yakni paragraf yang ide pokoknya terdapat di
akhir paragraf.
c.
Paragraf campuran, yakni paragraf yang ide pokoknya terdapat di
awal dan di akhir paragraf.
d.
Paragraf penuh, yakni paragraf yang di dalamnya penuh dengan ide
pokok, yakni seluruh kalimat yang membangun paragraf sama-sama penting sehingga
tidak ada satupun kalimat yang khusus menjadi ide pokok.
2.
Berdasarkan Sifat Isi Pengembangan Gagasan
a.
Paragraf argumentasi, adalah paragraf yang di dalamnya menyampaikan
suatu gagasan (pikiran atau pendapat) tentang suatu masalah dengan tujuan untuk
meyakinkan pembaca. Gagasan tersebut disertai dengan argumen-argumen yang logis
dan objektif.
b.
Paragraf persuasi, adalah paragraf yang berisi pembahasan tentang
suatu masalah yang tujuan utamanya untuk membujuk, merayu, mengajak, dan
menyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang diinginkan oleh penulis.
c.
Paragraf deskripsi, adalah jenis paragraf yang di dalamnya melukiskan atau
menggambarkan suatu objek secara objektif, dengan harapan agar seolah olah
pembaca melihat secara langsung objek yang dibahas tersebut.
d.
Paragraf eksposisi, adalah paragraf yang di dalamnya memaparkan
suatu fakta atau kejadian tertentu dengan harapan dapat memperluas wawasan
pembaca. Umumnya di dalam paragraf ini memaparkan tentang cara membuat sesuatu,
cara menggunkan sesuatu, dan sebagainya.
e.
Paragraf narasi, adalah paragraf yang di dalamnya menuturkan rangkaian
peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk penceritaan.
3.
Berdasarkan Posisi dan Fungsinya dalam Karangan
a.
Paragraf pembuka, yakni paragraf yang berfungsi sebagai pengantar
menuju masalah yang akan dibicarakan.
b.
Paragraf penghubung atau pengembang, yakni paragraf yang bertujuan
untuk mengembangkan pokok masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.
c.
Paragraf penutup, yakni paragraf yang berfungsi untuk mengakhiri
bagian karangan dan berisi simpulan yang dipaparkan dalam paragraf penghubung.
C.
SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
Paragraf yang baik hendaknya memenuhi
dua syarat, yaitu (1) kesatuan dan (2) kepaduan (Arifin 1988:126; Soedjito 1991:30).
Selanjutnya Sakri (1992:2) menambahkan syarat ketiga dari suatu paragraf yang
baik, yakni memiliki isi yang memadai. Berikut syarat-syarat tersebut.
a. Kesatuan
Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran.
Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara
cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran
paragraf itu. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide
pokok paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu dan tidak utuh.
Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.
b. Kepaduan
Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat
secara logis dan dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat.
Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf
itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari
permasalahan yang dibicarakan, yang artinya kalimat satu dengan kalimat yang
saling saling berhubungan.
Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan
penghubung transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk
menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah sebagai
berikut.
(1) Hubungan tambahan: lebih
lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian
pula, begitu juga, lagi pula.
(2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
(3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang
demikian, sehubungan dengan itu.
(4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya,
maka.
(5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
(6) Hubungan
singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan.
(7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu,
beberapa saat kemudian.
(8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
c. Isi yang memadai
Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika
memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok
pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang
kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa
bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak
didukung dengan rincian yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu
atau dua kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat utama
dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas.
D.
POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau
pengarang dengan variatif. Sebuah karya tulis ilmiah bisa mengambil salah satu
model pengembangan atau bisa pula mengobinasikan beberapa model sekaligus.
Berikut ini akan dijelaskan setiap pola pengembangan paragraf tersebut.
a.
Pengembangan alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah berdasarkan pada fakta
dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan waktu. Adapun
yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu
harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titik
waktu selanjutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau
narasi yang lainnya mengadopsi pola pengembangan paragraf yang demikian ini.
b.
Pengembangan deduksi-induksi
Pengembangan paragraf dengan pola deduksi dimulai dari suatu
gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian yang sifatnya khusus.
Sebaliknya pengembangan paragraf dalam pola induksi adalah pemngembangan yang
dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus, mendetail, terperinci menuju hal
yang bersifat umum.
c.
Pengembangan analogi
Pengembangan paragraf secara analogis biasanya dimulai dari sesuatu
yang bersifat umum, dikenal dan dipahami kebenarannya oleh publik. Dengan cara
analogi demikian diharapkan orang menjadi lebih mudah memahami dan menangkap
maksud dari hal yang hendak disampaikan dalam suatu paragraf.
d.
Pengembangan klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan prinsip klasifikasi akan
memudahkan pembaca dalam memahami isi paragraf. Dengan cara klasifikasi, maka
tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan.
Pengklasifikasian dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara antara lain
berdasarkan kesamaan karakter, kesamaan bentuk, kesamaan ciri dan sifatnya, dan
sebagainya.
e.
Pengembangan sebab-akibat
Pengembangan paragraf dengan pola sebab-akibat biasa disebut
sebagai pengembangan yang sifatnya rasional karena biasanya orang berpikir
berawal dari sebab-sebab dan bermuara pada akibat-akibat atau dapat juga
dikembangkan dari akibat-akibat terlebih dahulu kemudian masuk pada
sebab-sebabnya.
f.
Pengmbangan klimaks-antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan dari puncak peristiwa yang sifatnya
kecil dan beranjak terus maju ke puncak peristiwa yang paling besar atau
optimal kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Adapula
paragraf yang pengembangannya masih diteruskan kedalam tahapan yang selanjutnya
yakni antiklimaks
BAB III
KESIMPULAN
Dari berbagai pendapat yang dicetuskan oleh para tokoh diatas, paragraf
dapat disimpulkan sebagai gabungan beberapa kalimat yang memuat ide pokok atau
gagasan pada suatu bacaan. Paragraf dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis. Pembagian tersebut dapat ditinjau berdasarkan letak ide pokok,
berdasarkan sifat isi atau berdasarkan bentuk pengembangan gagasannya, dan
berdasarkan posisi dan fungsinya dalam karangan. Dan dalam penulisan paragraf harus memenuhi syarat-syarat yaitu
kesatuan, kepaduan dan isi yang memadai. Pada paragaraf juga terdapat pola
pembentukan paragraf yaitu pengembangan alamiah, pengembangan deduksi induksi,
pengembangan analogi, pengembangan klasifikasi, pengembangan sebab akibat dan
pengembangan klimaks-antiklimaks.
No comments:
Post a Comment