Pages

Thursday 24 October 2013

Indahnya Silaturahmi


Betapa indahnya ketika sesama muslim saling bersilaturahmi, sesama muslim adalah saudara, ketika dengan saudara kita berkunjung, itu artinya kita sedang menjaga tali persaudaraan. Apapun status saudara kita, entah dia miskin, kaya, menyebalkan, pelit ataupun suka pamer dan sebagainya kita harus tetap berusaha baik dengan mereka meskipun mereka mungkin akan menyakiti hati kita. Menanamkan positif thinking itu penting, dan aku mencoba untuk positif thinking dengan orang-orang disekelilingku tanpa mengabaikan kewaspadaan. Sabtu ini sudah kurencanakan untuk berkunjung kerumah bulikku di bantul, tepatnya ba’da asar aku mengajak teman satu kostku sofika berkunjung kerumah bulikku itu. Sudah sebulan aku tidak mengunjungi mereka, dan kebetulan aku dititipi uang untuk anak-anakk bulikku jadi sekalian berkunjung melihat keadaan mereka. Sebelum aku sampai tempat tujuan aku mengajak sofi berhenti pada sebuah toko untuk membeli sesuatu, aku tak asing dengan toko itu karena toko itu milik budeku, tapi sofika tak tau jika itu toko kerabatku. Tak sengaja ketika aku masuk ternyata ada hal yang tak biasa, yah pemilik toko ada di toko. Seseorang melihatku dengan seksama dan setengah pangling, aku dekati dan kusalami tangannya dan serpihan ingatan-ingatan tentangku mulai mengumpul diotaknya, dia mulai mengingatku, dia adalah adik budeku dia langsung menyuruhku untuk menemui kakanya, aku temui budeku yang sedang sibuk ngobrol dengan koleganya, dia menayakan siapa aku, aku agak kaget masa budeku tak mengenali aku, tanpa pikir panjang aku tegaskan namaku dan dia mulai mengingatku, dia pangling katanya melihatku yang jadi putih langsing dan cantik. Oh ini bagiku bukan pujian tapi menyakitkan, semua itu mungkin karena efek busana yang kukenakan, aku memakai kaos causwel hitam polos  dan rok jeans yang kumasukkan kemudian kuselipkan sabuk yang simple tapi anggun dan aku memakai jilbab segi empat bermotif dengan bros yang menempel didekat pundakku. Kukenalkan sofi pada kedua budeku itu dan budeku pemilik toko menyambut dengan ramah, yah selama ini aku agak sungkan jika harus berkunjung ketempat budeku yang kaya itu, aku merasa orang-orang disekitarnya kurang wellcome denganku yang hanya seorang mahasiswa miskin. Tapi aku berusaha untuk positif thinking dan aku buang jauh-jauh pikiran-pikiran negatif itu, menunggu lama untuk aku bisa mengobrol dengan budeku yang sibuk itu dan akhirnya kami ngobrol meski tak lama, seperti yang sudah kuduga, dia menceritakan tentang bisnisnya dan mencoba mengajakku untuk kerja part time di cafe barunya nanti.dan mungkin dua bulan lagi cafe baru itu akan dibuka. Oke harus tetap positif tingkin disela-sela kesibukannya tanpa pikir panjang kumulai pembicaraan yang intinya apakah aku bisa nantinya mencari sponsor kegiatan melalui beliau, dan beliau menjawab dengan enteng menyanggupinya. Semua diluar dugaan. Dan sofi sepertinya sanagat kagum dengan sosok budekku yang multi talenta itu dan aku berusaha untuk mengimbanginya agar tdak terlihat kaku. Aku segera berpamitan pulang karena hari sudah semakin sore dan aku harus menuju tempat tujuan utama yaitu kontrakan bulikku yang berbanding 180 derajat dengan budekku itu. Tapi keluarga bulikku sangat berjasa untukku selama aku di jogja ini. Aku menuju tempat tujuan utama dan aku tak membawa jajan untuk adik-adik sepupuku itu, ah aku tadi tak jadi membeli sesuatu. Kuliahat binar bahagia dari adik-adikku ketika aku datang begitu pula dengan pak lik dan bulik, kami berdua masuk dan disuguhi teh manis serta batagor. Kami bisa nobrol santai sambil menikmati batagor dan kuberikan uang yang dititipkan embah untuk adik-adik sepupuku itu. Semua kejadian hari ini diluar dugaan dan rencanaku, ini adalah sknario Allah untuk mengajakku merajut kembali tali persaudaraan yang agaknya mulai merenggang. Sekenario Allah itu begitu indah dan aku tidak tahu entah sekenario apa lagi yang Allah persiapkan utnutkku. Kejadian hari ini pasti adamaksudnya, entah apa pasti ada maksudya. Ya Allah Thanks for this day, it is beautifull day.

Sunday 6 October 2013

Belajar berbagi


6 oktober 2013

Agenda minggu ini adalah bakti sosial ke panti asuhan, ini adalah salah satu impianku dan akhirnya dapat kuwujudkan minggu ini. Aku terdiam dalam perjalanan aku membayangka apa yang akan terjadi disana nanti. Sesampainya aku disana ternya panti asuhan itu juga ada pondok pesantrennya. Aku melihat anak-anak remaja dan sepertinya ada pula yang seusia denganku sedang berkumpul menagaji di masjid, tiba tiba mereka menghampiri rombongan kami dan menyalami kami dengan penuh senyum dan salam sambil mencium tangan kami, aku sempat heran seperti inikah dunia panti? Merek mencium tangan setiap relawan yang datang, dan ternyata tidak hanya aku yang heran, beberapa teman perempuanpun terheran-heran. Kami dipersilahkan duduk dan mengikuti rangkaian acara yang telah panitia siapkan. Kebetulan aku ingin kekamar kecil dan aku meminta salah satu santri panti untuk mengantarku ke toilet, aku mengikutinya dan aku melewati ruangan-ruangan seperti bilik ukuran besar yang bersekat anyaman bambu(gedek) dan lantai beralaskan tanah yang ditutup kerikil-kerikil kecil, aku tertegun dan sampailah aku ke toilet yang membuatku semakin tertegun kaget melihat keadaan yang akupun takkan betah ditempat itu. Toilet itu hanya berukuran sekita 100x80 cm, kunci pintunya sudah melambai hampir lepas bahkan tak bisa dikunci. Setelah itu aku kembali dan tak sengaja melihat sekilas isi bilik-bilik kamar dari kejauhan, bilik itu harus diisi oleh banyak orang. Aku tak bisa membayangkan jika aku harus hidup bersama berkoloni seperti itu dalam satu bilik kamar. Aku masih terdiam samapi aku terduduk kembali. Tuhan betapakau sangat menyayangiku, aku begitu beruntung dibanding mereka, aku bisa menikmati pendidikan setinggi mungkin, segala fasilitas penujang pendidikanpun terpenuhi, aku bisa tidur nyenyak dengan kasur empukku tanpa gangguan darimanapun, aku punya bilik kamar sendiri dari tembok yang kokoh dan cat yang bagus,meski hanya 2x3 m tapi aku sendiri dan aku berkuasa atas kamarku.  Aku mendapat uang saku tiap bulan tanpa kekurangan. Aku bisa makan sesuai seleraku. Oh betapa beruntungnya aku dibanding mereka yang hidupnya dijatah pas-pasan dan tak bisa memilih makanan kesukaan mereka. Tapi selama ini aku malah berleha-leha dengan segala fasilitas yang diberikan orang tuaku, dan aku takut terlalu banyak makan sakarin yang apabila terlalu banyak akan menjadi pahit. Ya pahit, kehidupan yang pahit akibat kesalahanku di masa sekarang. Mereka santri panti asuhan telah mengajariku bagaimana aku harus bersyukur atas nikmat Tuhan, mereka mengajariku bagaimna berbagi kasih sayang dengan sesama, mereka mengajariku bagaimana saling menghargai satu sama lain, aku banyak belajar dari mereka. Ada ada percikan bahagia dari wajah mereka ketika kai mengadakan games, tawa mereka mengembang seperti tanpa beban. Aku tersenyum lega melihat mereka, betapa haru hatiku melihat senyum dan tawa mereka. Aku membaur dengan tawa dan senyum bahagia mereka. Mereka sangat antusias dan semangat. Ini juga yang harus aku pupukharusnya aku lebih semangat dari mereka, karena segala fasilitas pendidikanku terpenuhi dari pada mereka. Mereka punya impian dan cita-cita besar begitupun dengan aku, akupu harus memulai action untuk merealisasikan cita-cita dan impiaku. Kebrsamaan hari ini begitu cepat dan robongan baksos harus pamitan pulang.

Tentang Kematian


6 oktober 2013
Hari ini aku tertegun dengan berbagai kabar dan juga realita yang kulihat langsung dengan mata ku sendiri. Dua hal yang ku renungi hari ini ajal dan kepedulian sosial.
Sangat aku sadari ajal adalah teman paling dekat dengan kita, tapi seringkali aku lupa kalau ajalku selalu mengiringi hidupku dan seringkali aku lupa kalau ajalku sewaktu-waktu sesuka hati akan membawaku pergi ketempat abadi tanpa seijinku. Dia tak peduli apa aku sudah siap atau belum, dia tak peduli apakah aku sudah baik atau belum, pokoknya sesuka hati ajal akan menarikku dari dunia fana. Baru saja aku mendengar teman jurusan lain diculik paksa oleh ajal dengan cara yang tak pernah terduga (kecelakaan).  Tak lama kemudian aku mendengar kembali kabar duka dari temanku, ibu dari teman satu jurusanku lagi-lagi harus dijemput ajalnya. Aku terpaku lemas ada apa dengan hari ini? Entahlah, ini adalah minggu kelabu. Perasaanku takut dan kalut, ajal menjemput seorang ibu temanku, aku tak bisa membayangkan jika itu diriku. Kulihat matanya menumpahkan air mata, dan aku melihat ketegaran setelahnya. Dan entah kenapa aku tetap tertegun pilu dengan hari ini. Tubuhku benar-benar lemas dan bergetar, perasaan campur aduk seolah mix dalam jiwaku menjadi kekalutan, seperti ada yang bergejolak dalam hatiku, diriku benar-benar dibayang-bayang kematian. Aku ingin bicara dengan Tuhan,” Tuhan jika ajalku sedang tertidur jangan bangunkan sebelum aku mempersiapkan diri. “ Tuhan menjawab” memangnya apa yang selama ini kau persiapkan, kulihat kau hanya bersenang-senang dengan dunia fanamu, kau mengingatku saat susah dan kau lupa saat senang.” Maafkan aku Tuhan, aku mengaku salah, kalo begitu beri tahu aku kapan aku harus kembali padamu?”. “ bukankah sudah pernah aku beri tahu saat kau berusia 4 bulan di rahim ibumu?”.  “ beri tahu sekali lagi Tuhan?”. “ Aku lebih tahu yang terbaik untukmu”.  Aku hanya bisa diam termenung, entah kejutan apa yang sedang Tuhan persiapkan untuku. Dan tidak satupun orang di dunia ini yang tahu kapan kematian akan datang. Jika mengingat kematian membuat kita semakin patuh dengan Tuhan, maka ingatlah dalam setiap langkah hidup kita, jika kemtaian akan membawa kesuksesan maka ingatlah selalu dalam hati kita, kita sedang di intai kematian maka kerjakan apa yang memang bisa dikerjakan saat itu juga dan tanpa sadar orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang selalu mengingat kematian.

Tuesday 1 October 2013

Mempersatukan Visi Generasi Muda Menuju Indonesia Satu



Menuju Indonesia satu, adalah sebuah visi yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini. Harapan besar setiap bangsa adalah memupuk persatuan dalam rangka membentuk kekuatan dalam sebuah Negara. Ketika suatu Negara memiliki kekuatan maka Negara tersebut akan sulit untuk ditumbangkan. Kekutan seperti apa yang sebenarnya harus dimiliki oleh sebuah Negara, seperti yang sudah disebutkan diatas yaitu persatuan. Di Indonesia persatuan di ikrarkan dalam Pancasila tepatnya pada sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Dengan adanya persatuan diharapkan dapat mencapai tujuan Negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945 alinea ke-4 yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Memupuk persatuan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan dibutuhkan waktu yang lama untuk merubah paradigma masyarakat yang semakin hari semakin individualis dan lebih mementingkan ego masing - masing. Apabila menengok sejarah kemerdekaan Indonesia tahun 1945 persatuanlah yang telah membuat bangsa Indonesia dapat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Selain persataun ada unsur lain yang tidak kalah urgensinya dalam memerdekakan Indonesia yaitu pemimpin yang baik.
 Dalam sebuah hadist disebutkan “Kalian pasti akan membebaskan konstantinopel. Pemimpin yang menakhlukkannya adalah sebaik - baik pemimpin, dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik - baik pasukan.” Hadist tersebut adalah visi jangka panjang rosulullah sang revolusioner sejati yang akhirnya dapat dicapai oleh seorang Muhammad Al-Fatih, beliau adalah seorang pemimpin perang dengan strategi yang brilian sehingga berhasil menakhlukkan Konstantinopel. Begitu juga Indonesia pada masa penjajahan yang berhasil merebut kemerdekaan adalah sebaik baik pemimpin dan sebaik - baik pasukan yang rela berkorban demi kelangsungan hidup generasi muda yang akan datang agar dapat menikmati kehidupan yang layak yaitu kita yang sekarang dapat hidup tanpa terkekang oleh perbudakan. Namun kehidupan yang layak sampai saat ini belum dapat dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat, banyak kaum - kaum marjinal yang hidupnya diluar kata layak. Kalau sudah seperti ini siapa yang mahu disalahkan. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Saat ini perang fisik memang sudah buakan zamannya lagi, meskipun dibeberapa Negara seperti Israel dan Palestina masih berperang secara fisik. Saat ini Indonesia sebenarnya masih mengalami penjajahan secara tidak langsung, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya, saat ini kita sedang dijajah melalui perang pemikiran (ghawzul fikr). Perang pemikiran memang tidak menimbulkan kematian namun dapat mengeruk sebuah idealisme atau pedoman. Perang pemikiran juga memnfaatkan media masa dan teknologi yang semakin maju. Saat ini adat istiadat, dan kearifan lokal sudah mulai luntur seiring dengan perkembangan teknologi.
Semakin pesatnya kemajuan teknologi justru semakin mengkerdilkan kreatifitas manusia yang harusnya dapat dieksplor  untuk memajukan bangsa. Manusia saat ini sangat dimanjakan dengan teknologi, setiap pekerjaan dapat diselesaikan secara cepat dan instan, dan ini sangat membantu sekali karena dizaman globalisasi manusia dituntut untuk bekerja secara cepat dan cerdas. Namun dampak negatif dari teknologi juga tidak sedikit, semakin majunya teknologi justru malah disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,  akibatnya mulailah bermunculan plagiasme intelektual, kejahatan seksual, pencemaran nama baik dan masih banyak lagi kejahatan yang ditimbulakan akibat tidak bijak dalam menggunakan teknologi. Apabila teknologi dimanfaatkan dengan bijak makan teknologi dapat membawa kemajuan yang luar biasa pada suatu bangsa.
Secara teori Indonesia termasuk dalam masyarakat madani, tapi sampai saat ini masyarakat madani di Indonesia belum terwujud. Banyak aspek yang harus dibenahi oleh Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang madani. Saat ini nilai-nilai budaya lokal mulai memudar termakan zaman. Dalam konsep umum, masyarakat madani tersebut sering disebut dengan istilah civil society (masyarakat sipil) atau al-mujtama’ al-madani, yang pengertiannya selalu mengacu pada “pola hidup masyarakat yang berkeadilan, dan berperadaban. Untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan berperadaban dibutuhakan relasi yang baik antara masyarakat dengan pemerintah. Dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat membangun hubungan baik antara pemerintah dengan masyarakat sehingga tercipta sebuah keselarasan dalam visi membagun Negara untuk lebih baik.
Pemimpin tertinggi di Indonesia adalah seorang presiden yang dipilih melalui pemilu. Dan sebentar lagi Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi yaitu pemilu 2014. Sebagai Negara yang menganut asas demokrasi, rakyatlah yang menentukan siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin (wakil rakyat) untuk memimpin mereka. Dan rakyatpun menaruh harapan besar kepada pemimpin yang terpilih agar dapat memenuhi hak - hak rakyat dan mensejahterakan mereka. Sampai saat ini siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya masih menjadi kotroversi. Berbicara masalah pemilu, tentu tidak akan lepas dari partai politik. Partai politik merupakan salah satu sarana atau kendaraan untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu. Di satu sisi, banyaknya jumlah partai politik peserta pemilu dalam proses demokrasi di Indonesia merupakan suatu bentuk konsenkuensi logis dari penerapan sistem demokrasi secara konsisten, namun di sisi lain banyaknya jumlah partai politik tidak otomatis membuat kualitas pelaksanaan sistem demokrasi menjadi lebih baik, bahkan cenderung menjadi semakin buruk. Apabila ditelisik lebih jauh saat ini parpol banyak dikuasai oleh kaum feodal dan kapitalis. Sering kali kita mendengar bahwa Indonesia sudah menjadi Negara yang kapitalis dan para wakil rakyat sudah dihegemoni oleh kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan orang banyak. Jadi tidak heran jika KKN merajalela dimana-mana.  Supremasi hukum rasanya jarang sekali memihak pada rakyat. Dan tidak jarang budaya mani politik ikut mewarnai dalam pesta demokrasi. Miris rasanya apabial melihat kenyataan yang ada. Lupakan sejenak soal politik dan pernak-perniknya. Kembali pada tujuan pemilu 2014 yaitu untuk memilih wakil rakyat yang akan memimpin selama 5 tahun kedepan dengan harapan dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik, makmur, adil, dan sejahtera. Untuk mewujudkan itu semua kita juga perlu memupuk persatuan yang kini mulai memudar terutama dikalangan generasi muda. Dan sebagai seorang pemimpin yang terpilih nantinya memiliki PR (pekerjaan rumah) yang banyak yang harus diselesaikan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.
Peran generasi muda sangatlah penting dalam mewujudkan Indonesia yang satu, karena masa depan bangsa Indonesia berada di tangan generasi muda. Sudah selayaknya para penerus bangsa ini mendapatkan fasilitas pendidikan oleh Negara secara merata tanpa pandang bulu. Pendidikan tidak hanya pada pendidikan intelektual namun juga pendidikan karakter, sehingga generasi muda tidak hanya cakap intelektual dan ketrampilan tetapi juga berkarakter baik. Jika setiap generasi muda telah dipupuk dengan karakter yang baik dan menyatukan visi sehingga terbentuk kekuatan yang tidak terkalahkan maka tidaklah mustahil pemimpin bangsa masa depan akan mampu mewujudkan Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Pendidikan karakter dalam konteks saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda Negara tercinta. Krisis tersebut antara lain semakin meluasnya pergaulan bebas, kejahatan dengan teman, menyontek dan lain sebagainya. Ketika seorang pelajar sudah mulai melakukan kejahatan seperti menyontek itu sama saja artinya remaja tersebut sedang menumbuhkan bibit koruptor dimasa yang akan datang. Jika sudah seperti ini bagaimana mahu membangun persatuan, ketika para pelajar lebih menghalalkan sehala cara demi nilai padahal itu berdampak buruk bagi masa depan diri sendiri dan juga bangsanya. Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan terus menerus, mungkin kita tidak bisa merubah semua orang menjadi baik tapi paling tidak kita bisa mengingatkan kepada diri kita masing-masing bahwa kecurangan hanya akan membawa kehancuran. Ketika kita sudah bisa introspeksi diri dan mulai membentuk karakter yang baik kita dapat memulai visi untuk masa depan yang lebih terarah. Apabila semua orang menyadarinya maka kita dapat memepersatukan visi kita dalam rangka memakmurkan Indonesia. Ketika kita dapat memnyamakan visi untuk memakmurkan bumi pertiwi, itu artinya kita telah membentuk persatuan dalam visi. Meski Indonesia adalah Negara multi kultural, bersuku - suku, berbangsa - bangsa, bermacam ras dan agama, itulah yang menjadi keragaman di bumi pertiwi, namun jangan menjadiakan perbedaan sebagai pemisah tapi justru jadikanlah perbedaan menjadi sesuatu yang saling melengkapi sehingga ternbentuk kolaborasi yang apik. Dan semua itu telah terbungkus dalam bhineka tunggal ika yang artinya meski berbeda - beda  namun tetap satu juga. Indonesia juga terkenal akan kekayaan alam yang beraneka ragam bahkan dalam sebuah syair lagu Indonesia di ibaratkan tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Namun meski begitu bangsa Indonesia belum dapat memakmurkan rakyatnya. Sudah selayaknya sebagai generasi muda harapan bangsa kita harus bisa meningkatkan sumber daya manusia yang ada sehingga dapat mengolah hasil bumi untuk kesejahteraan bersama. Selama ini yang mengolah kekayaan alam adalah investor asing. Mulailah utuk menyatukan visi membentuk persatuan guna mencapai Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Salam persatuan untuk Indonesia satu.


Dartar Referensi
1.      Tim ICCE UIN Jakarta. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
2.      UUD 1945