Pages

Thursday 12 September 2013

GENERASI CERDAS GENERASI MENULIS



Generasi yang cerdas adalah generasi yang suka dan mampu menulis. Dengan menulis kita dapat menuangkan perasaan, ide ,gagasan,konsep dan lainnya dalam bentuk tulisan yang bermutu dan bermanfaat bagi kehidupan sesama  manusia dan makhluk lainnya. Kalau kita mau menulis banyak hal yang dapat diperoleh baik berupa materi maupun bentuk lainnya dari karya yang dihasilkan betapapun sederhananya tulisan tersebut. Secara materi dengan menulis kita dapat memperoleh uang, barang atau lainnya sebagai bentuk penghargaan terhadap karya tulis yang kita hasilkan.Makin baik tulisan kita tentunya akan makin banyak pengghargaan yang kita terima. Secara non materi menulis juga dapat memberikan nilai tambah yang tidak kalah pentingnya dengan materi seperti rasa puas karena dapat berekspresi,makin percaya diri karena dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi sesama manusia,mendapat apresiasi dari berbagai kalangan dan sebagainya.   Kegiatan tulis-menulis di masa sekarang dan yang akan datang merupakan aktifitas yang harus ada dalam berbagai bidang kehidupan dari yang sederhana sampai yang rumit baik untuk kepentingan pribadi,kelompok,maupun masyarakat dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Saat ini hampir semua bidang kehidupan membutuhkan kegiatan tulis-menulis. Bidang politik, bidang ekonomi , bidang sosial budaya dan pertahanan semua memerlukan aktifitas tulis-menulis.   Sebagai ilustrasi dalam hal mengatur kepentingan diri sendiri antara lain: kita akan belanja ke pasar  bila kita mau menulis dan mendaftar barang-barang belanjaan apa yang akan dibeli tentu akan lebih baik dari pada asal pergi ke pasar tanpa dikonsep terlebih dahulu. Contoh lain bila kita akan pidato sebelumnya kita tulis dahulu konsep pidatonya tentu akan jauh  lebih baik karena berbagai hal telah dipersiapkan dan diperhitungkan daripada berpidato secara spontan tanpa persiapan. Dalam hal yang berhubungan dengan aktifitas berkelompok, tulis menulis juga sangat membantu. misalnya  untuk berdiskusi agar berhasil maka segala hal yang berkaitan dengan berdiskusi harus dikonsep dan ditulis dahulu sesui dengan thema diskusi. Demikian juga untuk mengatur kegiatan kelompok pada bidang-bidang yang lain juga diperlukan kegiatan tulis-menulis. Dalam kehidupan bermasyarakat misalnya penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan kegiatan tulis –menulis mutlak harus dipersiapkan dan didokumenkan secara tertulis. Seprti halnya penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan untuk menyelenggarakan suatu Negara dan bangsa, kegiata tulis menulis menjadi sangat urgen dan wajib hukumnya. Contoh kegiatan tulis-menulis untuk menyelenggaraan negara dan bangsa antara lain pembuatan surat-surat resmi,pembuatan berbagai peraturan dan hukum seperti UUD, UU, PERPU, PP, KEPPRES, PERPRES, INPRES, SK dan sebagainya. Apalagi dalam dunia pendidikan baik dari  tingkat TK sampai perguruan tinggi selalu melaksanakan kegiatan tulis – menulis. Oleh karena sejak awal masuk sekolah anak-anak dibimbing untuk belajar membaca dan menulis baik huruf maupun angka disamping mempelajari yang lainnya. Membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar manusia sebagai prasyarat untuk dapat mempelajari dan menguasai kemampuan yang lain. Setelah kita bisa membaca dan menulis maka akan memudahkan kita untuk belajar berhitung, belajar menyanyi, belajar menggambar, dan belajar berbagai disiplin ilmu lainnya.
            Generasi yang bisa menulis selalu akan berusaha untuk  meningkatkan segala kemampuan  dan potensi yang dimiliki sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu generasi yang tidak suka menulis dan menghasilkan karya dalam bentuk  tulisan sering disebut generasi yang tidak cerdas atau bodoh.  Sebagai generasi penerus khususnya remaja kita seharusnya mau dan berani  belajar menulis untuk mengekspresikan berbagai hal  yang layak ditulis baik melalui media lokal, regional, nasional maupun global. Dengan menulis sesungguhnya kita sedang belajar mengasah kemampuan agar makin hari semakin menigkat sehingga kelak akan menjadi generasi yang cerdas. Pengalaman telah menunjukkan bahwa kehidupan manusia yang cerdas  akan berbeda  dengan yang tidak cerdas dalam berbagai hal terutama dalam menghadapi berbagai masalah dan cara mengatasinya. Manusia yang  cerdas dalam menghadapi masalah dan mengatasinya cenderung rasional dan sistematis. Berbeda dengan manusia yang kurang cerdas dalam menghadapi masalah lebih mengutamakan emosi dan perasaan yang akhirnya justru menambah masalah itu sendiri. Dengan semakin majunya zaman masalah masalah yang muncul akan semakin kompleks sehingga dibutuhkan kemampuan yang tinggi. Ke depan hanya manusia yang cerdas yang mampu menghadapi persaingan global yang semakin nyata dan kompetitif.
Apabila kita menengok perjalanan manusia dari  zaman  prasejarah sampai zaman modern seperti sekarang ini ternyata kebudayaan tulis – menulis selalu mengikuti dan mewarnai perkembangan peradaban manusia sesuai situasi dan kondisinya. Seperti kita ketahui pada zaman prasejarah digambarkan bahwa manusia pada waktu itu belum  mengenal tulisan (zaman kebodohan), sedangkan pada zaman  sejarah dan modern digambarkan manusia dalam keadaan sudah mengenal tulisan sehingga memberikan sebutan manusia cerdas. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang telah maju ternyata rakyatnya sudah lebih dahulu mengenal tulisan. Bangsa Jepang sebagai salah satu bangsa yang maju rakyatnya sudah mengenal tulisan sejak sebelum tahun masehi. Demikian juga keadaan bangsa AMERIKA, CHINA, INGGRIS,JERMAN dan bangsa-bangsa maju lainnya ternyata rakyatnya telah mengenal budaya tulis-menulis lebih dahulu. Sebaliknya Negara INDONESI dan Negara-negara yang belum maju lainnya rakyatnya masih ada yang belum mengenal tulis –menulis atau biasa disebut masih buta huruf. Seharusnya dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta lebih itu bisa dijadikan salah satu faktor kemajuan bangsa Indonesia jika  dikembangkan sebagai manusia yang unggul yang mampu bersaing di kancah dunia, dan masih banyak lagi hal yang dapat diandalkan oleh Indonesia, namun kenyataannya hanya isapan jempol belaka.
  Menulis merupakan aktifitas manusia yang sangat spesifik dan istimewa sehingga dapat membedakan dengan aktifitas makhluk Tuhan yang lain. Dengan kemampuan menulis, manusia bukan saja berbeda dengan makhluk Tuhan yang lain namun menulis juga dapat menunjukkan level atau tingkat yang lebih tinggi dan terhormat dari generasi ke generasi. Kemampuan menulis merupakan suatu kemampuan yang kompleks dan rumit sehingga tidak semua orang  atau generasi mampu melaksanakan dan menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bermanfaat bagi kehidupan bersama. Untuk menghasilkan tulisan yang bermanfat seorang individu perlu memperluas wawasan dengan menulis dan membaca, selama ini bangsa Indonesia masih menganggap menulis sebagai budaya yang asing untuk dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, padahal dengan membaca dan menulis akan menambah wawasan. Adalah akan sangat baik bila bangsa kita mau mencontoh bangsa Jepang yang memberlakukan sistem “ten minutes mother reading book before child’s sleep every night and everyday atau sepuluh menit ibu membaca buku sebelum anaknya tidur tiap malam dan tiap hari”. Program ini membuktikan kesungguhan bangsa Jepang untuk menciptakan generasi yang cerdas dengan membudayakan membaca sebagai kebutuhan yang tidak dilepaskan dengan kehidupan sehari-hari. Dan dengan membaca akan membuka jendela ilmu untuk menyongsong masa depan, selain itu akan merangsang kemampuan kita dalam dunia tulis menulis. Sebagai Negara berkembang, bangsa Indonesia juga mempunyai generasi muda yang memiliki potensi dan kualitas yang sama dengan Negara maju lainnya.jadi kalau dikembangkan secara benar akan seperti potensi Negara-negara maju juga. Padahal dengan fasilitas membaca, seperti perpustakaan yang tersedia secara gratis seharusnya minat baca masyarakat semakin tinggi, karena perpustakaan dapat digunakan oleh semua kalangan, Hanya saja generasi muda saat ini masih sangat rendah minat untuk membaca.  Generasi muda kadang lebih suka menonton dan bermain dalam mengisi waktu luangnya sehingga produktifitas tulis – menulisnya masih sangat rendah.
Dengan membaca maka kita dapat mengeksplor kemampuan tulis menulis kita, semakin banyak pengetahuan yang kita dapat, maka akan semakin baik tulisan yang kita tulis. Karena dunia membaca dengan tulis menulis saling berkorelasi. Menulis memang bukan hal yang mudah, kita perlu mempersiapkan  berbagai konsep dari berbagai referensi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tulisan yang baik. Sesungguhnya banyak sekali manfaat dari kegiatan tulis menulis, dengan tulis menulis kita akan semakin trampil dalam mengolah kata dan dengan menulis akan mencerdaskan mindai (fikiran) kita.

KESIMPULAN SEMENTARA
1.                GENERASI YANG SUKA MENULIS AKAN MENJADI GENERASI YANG CERDAS
2.                KEGIATAN TULIS-MENULIS KALAU DITEKUNI AKAN MENGHASILKAN BERBAGAI HAL YANG SANGAT BERGUNA
3.                SEMUA BIDANG KEHIDUPAN MEMERLUKAN AKTIFITAS TULIS MNULIS
4.                BANGSA-BANGSA YANG TELAH MAJU TERNYATA RAKYATNYA TELAH LEBIH DULU MENGENAL BUDAYA TULIS MENULIS DIBANDING BANGSA-BANGSA BERKEMBANG.
5.                KEGATAN TULIS-MENULIS MMPUNYAI KORELASI YANG SANGAT ERAT DENGAN KEGIATAN MEMBACA.
6.                KITA HARUS MAU MENCONTOH BUDAYA TULIS-MENULIS DAN MEMBACA DARI NEGARA-NEGARA YANG TELAH MAJU.
7.                MENULIS YANG BAIK MERUPAKAN AKTIFITAS YANG ISTIMEWA DAN RUMIT SEHINGGA PERLU LATIHAN PERHATIAN YANG SERIUS.
8.                 

No comments:

Post a Comment