Eloknya pagi ini seelok mentari yang tersenyum setelah tidur
lelap bersama bintang, mmenyembul di ufuk timur, sinarnya mulai berhamburan,
warna daun kembali menghijau setelah gelap menutupi. Hari ini mentari membangunkanku dari peraduan paling nyaman,
tapi aku masih ingin merebahkan tubuhku lebih lama, ughhh ternyata HP ku
menujukan pukul 6 pagi dan aku harus bangun. Aku mulai beranjak membuka pintu kamarku dan mataku langsung
disajikan pemandangan pagi yang sejuk.Hmm udara pagi ini segar sekali. Kulihat jadwal
kuliah hari ini “ELDAS”, tiba-tiba terlintas hal yang membosankan. Ahh sial aku
ini calon sarjana sains, mau tak mau harus aku jalani. Aku pun tak mau jadi
korban jurusan yang sudah aku pilih.
Pagi ini aku tetap semangat kuliah dan duduk dibarisan
paling depan meski aku tidak mengerti apa yang dosen terangkan. Aku benar-benar
mengantuk dan aku menyibukkan diri dengan surat menyurat dengan huruf jawa
dengan sebelahku, tujuannya agar tidak ngantuk dan orang tidak mengerti apa
yang kamu bicarakan,hahaha...
Tiba-tiba aku teringat waktu awal aku mengambil keputusandan
ngotot buat masuk jurusan pendidikan fisika. Rasanya jiwaku sangat bergelora
buat jadi sarjana pendidikan fisika, entah apa yang kupikirkan saat itu tiba-tiba
saja aku ingin asuk pendidikan fisika, cita-cita mendadak muncul. Cita-cita ku
sejak lama adalah ingin jadi dokter, akuntan kalo tidak jalan terakhir adalah
guru matematika, itu adalah cita-cita yang sudah ku doktrin sejak kecil, tapi
luar biasa bisa berubah dalam sekejap di kelas tiga SMA.
Awal kuliah semangat menggebu dijiwa, aku yakin bisa
membrantas fisika, oohhhhh ternyata tidak semudah yang kubayangkan.
Di keluargakau tidak ada gen orang sains, ayahku guru SD,
ibu ibu rumah tangga dan kakek nenekku adalah petani. Aku beruntung ayahku
sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, meski harus kerja keras banting
tulang dengan hasil yang pas-pasan ayaku tetap gigih menyekolahkan aku dan
adikku sampai perguruan tinggi, baginya ini adalah aset terbesar dalam hidupnya
. ooh jadi terharu,jika ingat perjuangan ayahku tak tega rasanya jika aku harus
mengeluh, aku tidak ingin buat wajah keriputnya bersedih dan makin keriput, aku
belum sanggup menyenagkan apa-apa utnuknya. Ini alasan aku bertahan di
pendidikan fisika, selama aku masih sanggup menjalani ini akan aku coba untuk
mewujudkan setiap impian ayahku. (to be continu ... )
No comments:
Post a Comment