Pages

Sunday 15 September 2013

Perjalanan Aafiya Alma


Lelaki muda berjalan gontai menuju sebuah kelas dan sepertinya aku tidak pangling dengan postur tubuhnya. Ya itu adalah orang yang sering membuatku kesal, tidak salah lagi. Ku ikuti langkahnya dan aku hanya bisa tercengang ternyata dia akan jadi dosenku, meskipun aku sudah tau sebelumnya. Perkuliahan berjalan dengan lancar dan aku mulai menyukai cara mengajarnya, aku tidak segan memujinya didepan teman-temanku. Ahh malas sekali jika aku harus memujinya langsung toh tak kenal meski pernah beberapa kali jumpa dan selalu membuat kesal.
Hari senja menyambutku sore ini, seolah mereka sedang tertawa melihatku yang sedang kebingungan, anginpun tak bersahabat sama sekali denganku, mereka yang katanya teman-temanku  pun hanya bisa menertawakanku, hahaha memang paling gampang menertawakan orang lain,sial..
Aku sering memperhatikan orang lain ketika mereka harus maju kedepan, dan aku yakin orang itu kesulitan, aku justru mencemaskannya, apa yang akan dilakukannya dalam kebingungan yang menikam.
“ok,ini persamaan berikutnya, saya ingin salah satu dari kalian maju untuk mengerjakan, emm siapa ya yang akan saya panggil, saya lihat presensi dulu..”
Firasatku mulai aneh, seperti ada sirine pertanda buruk, aku tertunduk dan diam membisu, dan ternyata benar namaku yang disebut. Saat itu juga aku sedang ditikam kebingungan ketika firasatku benar dosen akan menunjukku untuk mengerjakan sebuah persamaan, oohhh mati aku...aku benar-benar tidak mengerti dengan rumus-rumus yang dibatik dosen di white board, persetan dengan semuanya.
Kau sudah mempermalukanku sore ini, anda telah sukses membuat saya dipermalukan didepan teman-teman. Oh maaf kan aku,, aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau jelaskan,, it is make me confused.
“Bodohnya kamu, makannya perhatikan kalo dosen menjelaskan, tanyakan jika tak mengerti.” Itu adalah kata-kata yang akan diungkapkan orang padaku, sudah kutebak sebelum orang mengatakan kata-kata menyakitkan itu,hahaha..
Entah apa yang sedang berkecamuk dalam pikiranku, sehingga aku benar-benar lemah untuk menanggapi persamaan-persamaan yang memusingkan. Ahhh sial kenapa harus putus asa, tak ada guna, sudah kucoba untuk mencintai jurusanku itu seperti mencintai seorang kekasih, tapi sulit.
Aku mulai membencimu dosen jelekkkk. Ku akui kau memang friendly tapi menyebalkan bagiku. Dan aku tidak mengerti kenapa kau mudah sekali melupakan namaku bahkan wajahku, sungguh ini membuatku geram, awas saja jika nanti kau jadi kekasihku,,hahahaha....( to be continu...)

No comments:

Post a Comment