Lelaki muda berjalan gontai menuju sebuah kelas dan
sepertinya aku tidak pangling dengan postur tubuhnya. Ya itu adalah orang yang
sering membuatku kesal, tidak salah lagi. Ku ikuti langkahnya dan aku hanya
bisa tercengang ternyata dia akan jadi dosenku, meskipun aku sudah tau
sebelumnya. Perkuliahan berjalan dengan lancar dan aku mulai menyukai cara
mengajarnya, aku tidak segan memujinya didepan teman-temanku. Ahh malas sekali
jika aku harus memujinya langsung toh tak kenal meski pernah beberapa kali jumpa
dan selalu membuat kesal.
Hari senja menyambutku sore ini, seolah mereka sedang
tertawa melihatku yang sedang kebingungan, anginpun tak bersahabat sama sekali
denganku, mereka yang katanya teman-temanku
pun hanya bisa menertawakanku, hahaha memang paling gampang menertawakan
orang lain,sial..
Aku sering memperhatikan orang lain ketika mereka harus maju
kedepan, dan aku yakin orang itu kesulitan, aku justru mencemaskannya, apa yang
akan dilakukannya dalam kebingungan yang menikam.
“ok,ini persamaan berikutnya, saya ingin salah satu dari
kalian maju untuk mengerjakan, emm siapa ya yang akan saya panggil, saya lihat
presensi dulu..”
Firasatku mulai aneh, seperti ada sirine pertanda buruk, aku
tertunduk dan diam membisu, dan ternyata benar namaku yang disebut. Saat itu
juga aku sedang ditikam kebingungan ketika firasatku benar dosen akan
menunjukku untuk mengerjakan sebuah persamaan, oohhh mati aku...aku benar-benar
tidak mengerti dengan rumus-rumus yang dibatik dosen di white board, persetan
dengan semuanya.
Kau sudah mempermalukanku sore ini, anda telah sukses
membuat saya dipermalukan didepan teman-teman. Oh maaf kan aku,, aku
benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau jelaskan,, it is make me
confused.
“Bodohnya kamu, makannya perhatikan kalo dosen menjelaskan,
tanyakan jika tak mengerti.” Itu adalah kata-kata yang akan diungkapkan orang
padaku, sudah kutebak sebelum orang mengatakan kata-kata menyakitkan
itu,hahaha..
Entah apa yang sedang berkecamuk dalam pikiranku, sehingga aku
benar-benar lemah untuk menanggapi persamaan-persamaan yang memusingkan. Ahhh
sial kenapa harus putus asa, tak ada guna, sudah kucoba untuk mencintai jurusanku
itu seperti mencintai seorang kekasih, tapi sulit.
Aku mulai membencimu dosen jelekkkk. Ku akui kau memang
friendly tapi menyebalkan bagiku. Dan aku tidak mengerti kenapa kau mudah
sekali melupakan namaku bahkan wajahku, sungguh ini membuatku geram, awas saja
jika nanti kau jadi kekasihku,,hahahaha....( to be continu...)
No comments:
Post a Comment