6 oktober 2013
Agenda minggu ini adalah bakti sosial ke panti asuhan, ini
adalah salah satu impianku dan akhirnya dapat kuwujudkan minggu ini. Aku
terdiam dalam perjalanan aku membayangka apa yang akan terjadi disana nanti.
Sesampainya aku disana ternya panti asuhan itu juga ada pondok pesantrennya. Aku
melihat anak-anak remaja dan sepertinya ada pula yang seusia denganku sedang
berkumpul menagaji di masjid, tiba tiba mereka menghampiri rombongan kami dan
menyalami kami dengan penuh senyum dan salam sambil mencium tangan kami, aku
sempat heran seperti inikah dunia panti? Merek mencium tangan setiap relawan
yang datang, dan ternyata tidak hanya aku yang heran, beberapa teman
perempuanpun terheran-heran. Kami dipersilahkan duduk dan mengikuti rangkaian
acara yang telah panitia siapkan. Kebetulan aku ingin kekamar kecil dan aku
meminta salah satu santri panti untuk mengantarku ke toilet, aku mengikutinya
dan aku melewati ruangan-ruangan seperti bilik ukuran besar yang bersekat
anyaman bambu(gedek) dan lantai beralaskan tanah yang ditutup kerikil-kerikil
kecil, aku tertegun dan sampailah aku ke toilet yang membuatku semakin tertegun
kaget melihat keadaan yang akupun takkan betah ditempat itu. Toilet itu hanya
berukuran sekita 100x80 cm, kunci pintunya sudah melambai hampir lepas bahkan
tak bisa dikunci. Setelah itu aku kembali dan tak sengaja melihat sekilas isi
bilik-bilik kamar dari kejauhan, bilik itu harus diisi oleh banyak orang. Aku
tak bisa membayangkan jika aku harus hidup bersama berkoloni seperti itu dalam
satu bilik kamar. Aku masih terdiam samapi aku terduduk kembali. Tuhan
betapakau sangat menyayangiku, aku begitu beruntung dibanding mereka, aku bisa
menikmati pendidikan setinggi mungkin, segala fasilitas penujang pendidikanpun
terpenuhi, aku bisa tidur nyenyak dengan kasur empukku tanpa gangguan
darimanapun, aku punya bilik kamar sendiri dari tembok yang kokoh dan cat yang
bagus,meski hanya 2x3 m tapi aku sendiri dan aku berkuasa atas kamarku. Aku mendapat uang saku tiap bulan tanpa
kekurangan. Aku bisa makan sesuai seleraku. Oh betapa beruntungnya aku
dibanding mereka yang hidupnya dijatah pas-pasan dan tak bisa memilih makanan
kesukaan mereka. Tapi selama ini aku malah berleha-leha dengan segala fasilitas
yang diberikan orang tuaku, dan aku takut terlalu banyak makan sakarin yang
apabila terlalu banyak akan menjadi pahit. Ya pahit, kehidupan yang pahit
akibat kesalahanku di masa sekarang. Mereka santri panti asuhan telah
mengajariku bagaimana aku harus bersyukur atas nikmat Tuhan, mereka mengajariku
bagaimna berbagi kasih sayang dengan sesama, mereka mengajariku bagaimana
saling menghargai satu sama lain, aku banyak belajar dari mereka. Ada ada
percikan bahagia dari wajah mereka ketika kai mengadakan games, tawa mereka mengembang
seperti tanpa beban. Aku tersenyum lega melihat mereka, betapa haru hatiku
melihat senyum dan tawa mereka. Aku membaur dengan tawa dan senyum bahagia
mereka. Mereka sangat antusias dan semangat. Ini juga yang harus aku
pupukharusnya aku lebih semangat dari mereka, karena segala fasilitas
pendidikanku terpenuhi dari pada mereka. Mereka punya impian dan cita-cita
besar begitupun dengan aku, akupu harus memulai action untuk merealisasikan
cita-cita dan impiaku. Kebrsamaan hari ini begitu cepat dan robongan baksos
harus pamitan pulang.
No comments:
Post a Comment